Rabu, 09 Mei 2018

LAPORAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN LABA-RUGI



PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN LABA-RUGI PADA PEMBUATAN KOTAK SOUVENIR UKURAN 28X12X5 CM
DI TOKO PUSPA TANAH ABANG
JAKARTA PUSAT



Dibuat Oleh:
Vivia Surya Maulivia (4415210139)
M. Arief Nur (4415210087)
Rizko Ramadhan (4415210115)


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Kami dapat menyelesaikan laporan “PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN LABA-RUGI PADA PEMBUATAN KOTAK SOUVENIR UKURAN 28X12X5CM DI TOKO PUSPA TANAH ABANG, JAKARTA PUSAT”. Penyusunan laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Analisis Biaya. Selain itu tujuan dari penyusunan laporan ini juga untuk menambah wawasan tentang bagaimana cara Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Laba Rugi pada suatu bidang usaha.
Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, Kami selaku penyusun menerima kritik dan saran agar penyusunan laporan selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu Kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.






Jakarta,09 Mei 2018


Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
            1.1  LATAR BELAKANG.................................................................................................. 1
            1.2  RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 2
            1.3  TUJUAN PENULISAN............................................................................................... 2
            1.4  BATASAN MASALAH............................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................................. 3

            2.1  PENGERTIAN BIAYA............................................................................................... 3
            2.2  KLASIFIKASI BIAYA............................................................................................... 4
            2.3  BIAYA OVERHEAD PABRIK.................................................................................... 5
            2.4  HARGA POKOK PRODUKSI................................................................................... 6
            2.5  KOMPONEN HARGA POKOK PRODUKSI........................................................... 6
            2.6  MANFAAT HARGA POKOK PRODUKSI.............................................................. 7
            2.7  METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI.......................................  8
            2.8  METODE FULL COSTING.......................................................................................  8
            2.9  LAPORAN LABA RUGI..........................................................................................  9
BAB III PROFIL USAHA....................................................................................................11
            3.1  SEJARAH TOKO PUSPA SOUVENIR.................................................................... 11
            3.2  LOKASI TOKO PUSPA SOUVENIR....................................................................... 11
            3.3  VISI-MISI TOKO PUSPA SOUVENIR.................................................................... 12
            3.4  PROSES PEMBUATAN PRODUK........................................................................... 12
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA............................................... 14
            4.1  PENGUMPULAN DATA........................................................................................... 14
            4.2  PENGOLAHAN DATA.............................................................................................. 15
4.2.1     Harga Pokok Produksi...................................................................................... 15
4.2.2     LAPORAN LABA RUGI................................................................................ 16
BAB V KESIMPULAN........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Pada Maps ............................................................................................. 11
Gambar 3.2 Produk kotak gift ukuran 28x12x5 cm............................................................ .. 13



BAB I

PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG
Pertumbuhan  perusahaan  pada umumnya menunjukan persaingan yang sengit dan kuat, baik itu pada perusahaan industri maupun perusahaan jasa. Dalam hal ini biaya sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam melaksanakan seluruh fungsi-fungsinya untuk menjamin kesistematisan operasi dan sebagai alat untuk mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan yang telah direncanakan.
Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk.
Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap ke dalam setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Secara umum biaya produksi dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi lainnya (Biaya Overhead Pabrik). Untuk pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produksi yang dihasilkan perusahaan.
Evaluasi penentuan harga pokok produksi mempunyai peranan penting bagi perusahaan untuk membantu dalam menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi per unit dengan tingkat laba yang diinginkan perusahaan sehingga tanpa adanya penentuan harga pokok produksi per unit perusahaan akan mengalami kesulitan di dalam menentukan harga jual produk yang dihasilkan.

Dan pada kesempatan kali ini, akan dibahas salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berada di Ruko Tanah Abang, Jakarta Pusat. Usaha Kecil Menengah (UKM) ini memproduksi kotak/tempat souvenir yang biasa digunakan untuk acara pernikahan. Nama dari toko ini adalah Toko Puspa Souvenir. Pada makalah ini akan diketahui berapa Harga Pokok dari produksi kotak souvenir ukuran 28x12x5 cm selama bulan Maret 2018.
1.2         RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana cara menghitung harga pokok produksi yang baik dan benar?
2.      Bagaimana cara membuat laporan laba-rugi yang baik dan benar agar pemilik usaha dapat mengetahui kinerja usaha yang dijalaninya?

1.3         TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui elemen-elemen biaya seperti biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead produksi kotak souvenir.
2.      Menentukan Harga Pokok Produksi kotak souvenir pada bulan Maret 2018.
3.      Membuat Laporan Laba-Rugi toko Puspa pada bulan Maret 2018.

1.4         BATASAN MASALAH
1.      Tempat pengamatan dilakukan di toko Puspa, ruko tanah abang, Jakarta pusat
2.      Objek produk yaitu kotak souvenir ukuran 28X12X5 cm
3.      Perhitungan harga pokok produksi dan laporan laba-rugi untuk bulan Maret 2018.



BAB II

LANDASAN TEORI

            2.1          PENGERTIAN BIAYA
Menurut Supriyono (1999:16)[11] biaya merupakan  harga  yang  diperoleh  atau  dikorbankan yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan   serta   akan   dipakai   sebagai pengurang penghasilan,  selain  itu  biaya  juga  dikelompokkan  ke dalam  harga  pokok penjualan,  biaya  penjualan,  biaya administrasi  dan  umum,  biaya  bunga  dan  biaya  pajak perseroan. Disisi  lain  biaya  (cost)  juga  merupakan pengeluaran-pengeluaran atau    nilai    pengorbanan untuk  memperoleh  barang  atau  jasa  yang  berguna untuk masa   yang   akan   datang,   atau   mempunyai manfaat   melebihi   satu   periode akuntansi   tahunan (Dunia dan Wasilah, 2011:22).[2]
Berdasarkan   beberapa   pengertian   tersebut, dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  biaya didefinisikan ataupun  diartikan  dalam  dua  kategori  yaitu  secara sempit   dan   luas. Dalam   arti   sempit   definisi   atau pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk  memperoleh  aktiva  sedangkan  dalam  arti  luas definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah  terjadi  secara  potensial  untuk  mencapai tujuan   tertentu.
Menurut Mulyadi (2005:8-9)[8] dalam bukunya Akuntansi. Biaya definisi biaya dapat dibedakan menjadi dua definisi dalam arti luas dan arti sempit yaitu: “Dalam  arti  luas  biaya  adalah  pengorbanan  sumber  ekonomi  yang diukur  dalam  satuan  uang,  yang  terjadi  atau  yang  kemungkinan  akan terjadi  untuk  tujuan  tertentu.  Ada  empat  unsur  pokok  dalam  definisi biaya secara luas adalah :
1      Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
2      Diukur dalam satuan uang.
3      Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.
4      Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi  untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah harga pokok”.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pada prinsipnya pengertian biaya mencakup dua hal yaitu :
1.    Biaya  merupakan  pengorbanan  sumber  ekonomi  yang  dapat  diukur dengan  satuan  uang,  yang  terjadi  atau  yang  kemungkinan  akan  terjadi untuk suatu tujuan tertentu.
2.    Biaya  merupakan  pengorbanan  untuk  memperoleh  suatu aktiva  (barang atau jasa).    

             2.2          KLASIFIKASI BIAYA
Dunia dan Wasilah (2011:23)[2] menjelaskan bahwa klasifikasi biaya sangat diperlukan   untuk penyampaian dan penyajian data biaya agar berguna bagi manjemen dalam  mencapai berbagai tujuannya. Sebelum memutuskan bagaimana menghimpun dan mengalokasikan biaya dengan baik, pihak manajemen dapat melakukan pengklasifikasian  biaya  atas  dasar (1) objek biaya yang terdiri dari produk dan departemen, (2) perilaku biaya , (3) periode  akuntansi dan, (4) fungsi manajemen atau jenis kegiatan fungsional.
Bustami dan Nurlela (2006:28)[1] mengklasifikasi biaya berdasarkan pola perilaku biaya dapat digolongkan ke dalam :
1.      Biaya Variabel (Variable Costs)
2.      Biaya Tetap (Fixed Costs)
3.      Biaya Campuran (Mixed Cost)
Biaya variable adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan aktivitas  atau   volume   produksi dalam  rentang  relevan  tetapi  perunit  bersifat  tetap. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan (relevant range) tetapi per-unit berubah. Biaya campuran adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.
Charles  (2008:43)[3]  juga  mengatakan  ada  tiga istilah  yang  umum digunakan  dalam  menggambarkan biaya  manufaktur  adalah  biaya  bahan  langsung,  biaya tenaga  kerja  langsung,  serta  biaya  manufaktur  tidak langsung.
1.      Biaya bahan langsung (direct material costs) adalah  biaya  perolehan  semua  bahan  yang  pada akhirnya  akan  menjadi  bagian  dari  objek  biaya (barang  dalam  proses  dan kemudian barang  jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis.
2.      Biaya tenaga kerja manufaktur langsung (direct manufacturing labor costs) meliputi  kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek  biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis.
3.      Biaya manufaktur tidak langsung (indirect manufacturing costs) adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis.
             2.3          BIAYA OVERHEAD PABRIK
Overhead adalah berbagai faktor ataupun biaya produksi yang tidak langsung untuk memproduksi sebuah produk atau menyediakan sebuah jasa. Biaya overhead tidak memasukkan bahan baku  langsung  dan  tenaga  kerja  langsung,  namun biaya overhead memasukkan  bahan  baku  langsung dan  tenaga  kerja  tidak  langsung  juga  semua  biaya lainnya yang terjadi dalam area produksi (Raiborn dan Kinney, 2011:52).[4]
Mulyadi (2005:193)[8] menggolongkan biaya overhead pabrik ke dalam tiga cara penggolongan:
1.    Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya. Biaya produksi yang   termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa  golongan,  diantaranya: (1) Biaya  bahan penolong yang merupakan bahan yang tidak menjadi  bagian dari produk jadi atau bahan yang menjadi bagian produk jadi tetapi mempunyai nilai relatif kecil bila dibandingkan dengan hargan pokok produksi  tersebut (2) biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk  keperluan perbaikan dan pemeliharaan (3) biaya tenaga kerja tidak langsung yang merupakan biaya tenaga kerja pabrik dimana upahnya tidak dapat diperhitungkan  secara langsung kepada produk dan (4) biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu, yaitu biaya-biaya yang termasuk dalam biaya asuransi gedung, asuransi gedung,  asuransi  kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan dan biaya amortisasi kerugian trial-run
2.    Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilaku dalam hubungannya  dengan  perubahan volume produksi. Ditinjau dari perilaku unsur biaya overhead pabrik dan   hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, maka biaya ini digolongkan  dalam (1) biaya overhead variabel yang merupakan  biaya overhead yang    berubah    sebanding dengan perubahan  volume  kegiatan (2)  biaya overhead pabrik tetap yang merupakan biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar perubahan   volume kegiatan dan  (3) biaya overhead pabrik semi variabel yang merupakan   biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
3.    Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. Peninjauan dari hubungannya dengan departemen, biaya  overhead ini  digolongkan  dalam (1) biaya overhead pabrik langsung departemen yang merupakan biaya overhead pabrik  yang  terjadi  dalam  departemen tertentu   dan   manfaatnya   hanya dinikmati  oleh departemen  tersebut dan (2) biaya overhead pabrik tidak langsung departemen yang merupakan biaya overhead pabrik dimana manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen
              2.4          HARGA POKOK PRODUKSI
            Harga pokok produksi (Cost of goods manufactured)  adalah  total  produksi  biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam  persediaan  barang jadi  selama  sebulan  periode (Kinney dan Raiborn, 2011:56).[4] Selanjutnya juga dijelaskan  bahwa  harga  pokok  produksi  merupakan kumpulam  biaya  produksi yang terdiri  dari  bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ditambah  dengan  persediaan produk dalam proses awal serta dikurang dengan persediaan produk  dalam  proses  akhir (Bustami  dan Nurlela, 2006:60).[1]
Kesimpulan dari beberapa pengertian tersebut bahwa harga pokok produksi merupakan sekumpulan biaya yang dikelurkan dan diproses yang terjadi dalam proses manufaktur ataupun memproduksi suatu barang, yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

               2.5          KOMPONEN HARGA POKOK PRODUKSI
            (Lasena:2013)[5] harga  pokok  produksi  meliputi keseluruhan  bahan  langsung,  tenaga  kerja  langsung, dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Harga pokok produksi terdiri atas tiga komponen utama, yaitu:
1      Bahan baku langsung yang meliputi biaya pembelian bahan, potongan pembelian,  biaya angkut  pembelian,  biaya  penyimpanan,  dan  lain-lain.
2      Tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya upah   karyawan   yang   terlibat secara   langsung dalam   proses   pembuatan   bahan   baku   menjadi barang jadi atau barang yang siap dijual.
3      Biaya overhead pabrik   meliputi   semua   biaya-biaya  diluar  dari  biaya  perolehan biaya  bahan baku langsung dan upah langsung.
               2.6          MANFAAT HARGA POKOK PRODUKSI
            Menurut Mulyadi (2005:65)[8] manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis  besar adalah sebagai berikut:
1.    Menentukan harga jual produk. Perusahaan yang berproduksi massa  memproses  produknya  untuk memenuhi persediaan di gudang, dengan demikian biaya produksi dihitung dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilakan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penentuan harga jual produk, biaya produksi per-unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping  data  biaya  lain  dan data non biaya.
2.    Memantau realisasi biaya produksi. Manajemen memerlukan informasi biaya    produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana  produksi tersebut. Oleh karenamitu akuntansi biaya digunakan untuk  mengumpulkan informasi  biaya  produksi  yang  dikeluarkan  dalam jangka  waktu  tertentu  untuk  memantau  apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang   diperhitungkan sebelumnya.
3.    Menghitung  laba  atau  rugi  bruto  periode  tertentu. Untuk  mengetahui  apakah kegiatan  produksi  dan pemasaran  perusahaan dalam   periode   tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan  informasi  biaya  produksi  yang  telah dikeluarkan   untuk   memproduksi   produk   dalam periode  tertentu. Informasi laba atau  rugi  bruto periodik  diperlukan  untuk  mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.
4.    Menentukan  harga  pokok  persediaan produk jadi dan  produk  dalam  proses  yang  disajikan dalam neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan  keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk  jadi dan harga  pokok  yang pada tanggal neraca masih dalam proses.
             2.7          METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
            Mursyidi (2010:29)[10] dalam Mangerongkonda et. al., (2014)  menyatakan  penentuan  harga  pokok produk adalah pembebanan unsur biaya produksi terhadap  produk  yang  dihasilkan  dari  suatu proses produksi, artinya penentuan biaya yang melekat pada pada produk jadi dan  persedian barang  dalam  proses. Dalam  penentuan  harga  pokok  produk  terdapat dua metode:
1)     Full Costing
       Full costing adalah   penentuan   harga   pokok produk   yang   memperhitungkan   semua unsur biaya  produksi,  yaitu  biaya  bahan  baku,  biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang  bersifat  variabel  maupun yang  bersifat tetap.
2)     Variabel Costing
       Variabel costing adalah  penentuan  harga  pokok produk yang   hanya   memasukan   unsur-unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja.

            Berdasarkan  dari  beberapa  pengertian  di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan total dari biaya produksi barang yang ditransfer ke barang jadi yang meliputi beberapa biaya produk yaitu, bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
    
               2.8          METODE FULL COSTING
            Mulyadi  (2005:17)[8] menjelaskan  bahwa full costing merupakan metode penentuan kos produksi ke dalam  kos  produksi,  yang  terdiri  dari  biaya  bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,  baik  yang  berperilaku  variabel  maupun tetap. Dalam  metode full costing, semua  biaya overhead yang  bersifat  tetap  maupun variabel  akan  dibebankan kepada  produk  yang  di produksi  atas  tarif  yang  telah ditentukan  dimuka  pada  kapasitas  normal  atau  atas dasar biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Oleh karena  itu,  biaya overhead pabrik  tetap  akan  melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan juga persediaan produk yang belum laku untuk dijual, dan  baru  dianggap  sebagai  biaya atau unsur harga pokok penjualan jika produk jadi tersebut telah terjual. Berikut  merupakan  komponen  yang  diperhitungkan dalam metode full costing:
Biaya bahan baku                                                       xxx
Biaya tenaga kerja langsung                                      xxx
Biaya overhead pabrik variable                                  xxx
Biaya overhead pabrik tetap                                       xxx
Biaya produksi                                                           xxx
            Pada dasarnya harga pokok penjualan (istilah yang dipakai IAI) adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, harga pokok penjualan adalah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa dihubungkan langsung dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.
Mulyadi (2001:49)[7] menyatakan jika menggunakan pendekatan full costing dalam penentuan cost produksinya, full cost merupakan total biaya produksi (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik variable + biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan total biaya non produksi (biaya administrasi & umum + biaya pemasaran).
Peneliti mengevaluasi perhitungan harga jual jepara meubel menggunakan metode full costing. Dimana metode tersebut menghitung semua biaya-biaya yang di keluarkan perusahaan, baik biaya-biaya produksi maupun non produksi. Dari hasil evaluasi perhitungan harga jual jepara meubel, maka dapat dilihat bahwa harga pokok penjualan berdasarkan metode full costing hasilnya lebih tinggi daripada harga pokok penjualan yang dihitung oleh perusahaan, terlihat adanya perbedaan perhitungan harga pokok penjualan menurut perusahaan dengan setelah dievaluasi. Ini terjadi, karena perusahaan tidak menghitung biaya listrik dan biaya pemasaran yang termasuk dalam biaya non produksi perusahaan. 

                2.9          LAPORAN LABA RUGI
            Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Tujuan  utama  dari  laporan  laba  rugi  adalah  melaporkan  kemampuan  perusahaan  yang sebenarnya  untuk  memperoleh  laba.
            Menurut  Machfoedz  dan  Mahmudi  (2008:1.21)[6]  laporan laba rugi (perhitungan sisa hasil usaha) adalah laporan tentang hasil usaha/operasi perusahaan atau badan lain selama jangka waktu periode akuntansi tertentu misalnya satu tahun.
            Menurut Munawir (2010:26)[9] laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Walaupun  belum  ada  keseragaman  tentang  susunan  laporan  laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan   adalah sebagai berikut:
1      Bagian   yang  pertama   menunjukan  penghasilan   yang  diperoleh  dari  usaha  pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
2      Bagian  kedua  menunjukan  beban-beban  operasional  yang  terdiri  dari  beban penjualan dan beban umum/administrasi (operating expenses).
3      Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang  diikuti  dengan  beban-beban  yang  terjadi  di  luar  usaha  pokok perusahaan  (non operating/financial income dan expenses).
4      Bagian keempat menunjukan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

       

BAB III

PROFIL USAHA

             3.1          SEJARAH TOKO PUSPA SOUVENIR
Toko Puspa Souvenir berdiri pada bulan Maret tahun 2009. Pada awalnya toko Puspa Souvenir hanya bergerak dalam usaha pembuatan souvenir serta jasa dekorasi seserahan untuk acara pernikahan. Namun seiring berjalanya usaha tersebut banyak pengunjung/konsumen yang menanyakan produk yang dapat membungkus barang souvenirnya menjadi kado (kotak gift/kotak souvenir). Lalu Ibu Puspa berinisiatif untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut dengan mencari partner usaha dalam pembuatan kotak gift, karena Ibu Puspa belum memahami tahapan dalam pembuatan kotak tersebut. Setelah seiring berjalannya waktu, Ibu Puspa belajar dalam pembuatan kotak gift tersebut agar keuntungan nya lebih maksimal, lalu Ibu Puspa mulai mencari karyawan untuk meningkatkan produksi kotak gift-nya. Toko Puspa memiliki total karyawan 5 orang, 4 orang diantaranya bekerja pada bagian pembuatan kotak souvenir, dan 1 orangnya bagian pemotongan kertas board. Toko Puspa buka setiap hari pada jam 08.00 – 17.00, dan libur di hari besar seperti hari raya idul fitri dan idul adha.
            
           3.2          LOKASI TOKO PUSPA SOUVENIR
Lokasi Toko Puspa Souvenir berada di Jalan K.H. Mas Mansyur No.6 RT.17/RW.07, Kp.Bali, Tanah Abang, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10250. Blok B Lt. B1 Los-H No.102-103 dan 107. Lokasi pada peta map, dilihat pada gambar bawah ini :
Gambar 3.1 Lokasi Pada Maps
Sumber: Google
            3.3          VISI-MISI TOKO PUSPA SOUVENIR
Visi:     Mewujutkan segala permintaan dari konsumen/pembeli.
Misi:     (1) Menyediakan segala keperluan konsumen yang di perlukan.
(2) Memberikan harga yang ekonomis.
(3) Memberikan barang yang berkualitas.
(4) Mempermudah segala pengiriman barang.
(5) Memberikan layanan dengan cepat & tanggap.

             3.4          PROSES PEMBUATAN PRODUK
Dalam tugas ini, akan dibahas tentang produksi kotak souvenir ukuran 28x12x5 cm, kotak souvenir ini biasa nya dipergunakan pada saat seserahan acara pernikahan, kotak souvenir ini terbuat dari bahan kertas karton board 70x65 cm, kertas wallpaper, Mika A20 (ketebalan), selotip, lem fox, lem lilin, dan alat pemotong. Dalam pembuatan kotak souvenir, pada awalnya proses pemotongan kertas board nya dikerjakan secara manual dengan menggunakan pisau cutter dan penggaris untuk menentukan ukuran yang di inginkan. Kemudian toko ini melakukan pembaharuan pada proses memotong kertas board nya, secara otomatis dengan menggunakan mesin pemotong dan mata pisau sesuai ukuran yang di butuhkan. Akan tetapi pada saat proses pemotongan kertas wallpapernya masih secara manual sampai dengan saat ini.
Dalam proses penyelesaian produk kotak souvenir, dibutuhkan waktu 15-20 menit, itu juga disesuaikan dengan ukuran produk nya. Akan tetapi pada proses pembuatan yang produk ukurannya kecil dibutuhkan waktu yang sangat lama karena membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam tahap penyelesainnya tersebut.
Tahapan dalam pembuatan kotak souvenir 28x12x5 cm:
1.    Kita ukur sesuai dengan orderan yang kita terima,
2.    Kemudian selanjutnya memotong kertas board tersebut dengan menggunakan mesin dan mata pisaunya.
3.    Bentuk kotak seserahannya dengan menggunakan selotip kecil.
4.    Kertas wallpapernya kita potong dengan ukuran yg sesuai orderan yang di terima
5.    Lalu, kertas wallpaper di oleskan lem fox dengan menggunakan kuas cat. Ditempelkan kertas wallpaper pada kertas bot tersebut kemudian untuk merapihkan kertas wallpaper dengan cara pengepresan dengan kuas penggaris.
6.    Untuk bagian atas/tutup kotak, pada bagian tengahnya dipotong dan di masukan mika A20 , lalu direkatkan dengan lem lilin tembak.
          
Gambar 3.2 Produk kotak gift ukuran 28x12x5 cm
Sumber: Pengamatan Langsung

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

             4.1          PENGUMPULAN DATA
Berikut ini adalah catatan pembukuan Toko Puspa Souvenir periode Maret 2018:
Persediaan awal barang jadi 28 Feb  2018                                                    Rp.   2.000.000,00
Persediaan akhir barang jadi 31 Mar 2018                                                    Rp.   3.221.000,00
Pembelian kertas wallpaper                                                                           Rp.   4.750.000,00
Pembelian kertas board                                                                                  Rp.   3.000.000,00
Pembelian lem fox                                                                                          Rp.   1.300.000,00
Pembelian lem tembak lilin                                                                             Rp.      200.000,00
Pembelian mika                                                                                              Rp.   1.500.000,00
Pembelian selotip                                                                                            Rp.      650.000,00
Ongkos potong kertas board                                                                          Rp.      300.000,00
Ongkos pembelian bahan baku (6x)                                                              Rp.      480.000,00
Alat tembak lem lilin (2 buah)                                                                         Rp.      200.000,00
Alat mata pisau pemotong (2 buah)                                                               Rp.      600.000,00
Biaya pemasaran (kartu nama)                                                                      Rp.        20.000,00
Upah tenaga kerja langsung (4 orang)                                                           Rp.   2.400.000,00
Biaya sewa toko                                                                                             Rp.      833.000,00
Biaya listrik                                                                                                      Rp.      100.000,00
Biaya service charge toko                                                                              Rp.      200.000,00
Pendapatan                                                                                                     Rp. 23.500.000,00
Persediaan awal bahan baku langsung 28 Feb 2018                                    Rp.   5.750.000,00
Persediaan akhir bahan baku langsung 31 Mar 2018                                   Rp.   2.000.000,00
           

           4.2          PENGOLAHAN DATA
           4.2.3     Harga Pokok Produksi
Toko Puspa Souvenir
Harga Pokok Produksi
Periode Maret 2018
Biaya bahan baku langsung
            Persediaan awal bahan baku langsung                                             Rp.  5.750.000,00
            Pembelian bahan baku langsung                  
                        Kertas wallpaper                                 Rp. 4.750.000,00
                        Kertas board                                       Rp. 3.000.000,00
                        Lem fox                                               Rp. 1.300.000,00
                        Lem tembak lilin                                  Rp.    200.000,00
                        Mika                                                    Rp. 1.500.000,00
                        Ongkos pembelian bahan baku         Rp.    480.000,00
                        Jumlah pembelian bahan  baku langsung                              Rp. 11.230.000,00
            Persediaan akhir bahan baku langsung                                             (Rp.  2.000.000,00)
            Bahan baku langsung yang terpakai                                                  Rp. 14.980.000,00
Biaya tenaga kerja langsung                                                                        Rp.   2.400.000,00
Biaya umum/overhead
            Ongkos potong kertas board                          Rp.   300.000,00
            Beban Perlengkapan                         
                        Alat tembak lem lilin                            Rp.   200.000,00
                        Mata pisau pemotong                         Rp.   600.000,00
                        Selotip                                                 Rp.   650.000,00
            Biaya listrik                                                      Rp.   100.000,00
            Biaya service charge                                      Rp.   200.000,00
            Biaya sewa toko                                             Rp.   833.000,00
            Jumlah biaya umum                                                                           Rp.   2.883.000,00
Biaya produksi                                                                                              Rp. 20.263.000,00
Persediaan awal barang  ½ jadi (WIP)                                                       Rp. 0
Persediaan akhir barang  ½ jadi (WIP)                                                       (Rp. 0)
COGM                                                                                                             Rp. 20.263.000,00

COGM/unit =  = Rp. 20.263,00/unit

            4.2.4     Laporan Laba Rugi
Toko Puspa Souvenir
Laporan Laba Rugi
Periode Maret 2018
Pendapatan (Rp. 25.000,00 x 940 unit)                                                       Rp.23.500.000,00
Harga Pokok Penjualan
            Persediaan awal barang jadi              Rp.   2.000.000,00
            COGM                                                Rp. 20.263.000,00
            Persediaan akhir barang jadi              (Rp.   3.221.000,00)
            Harga Pokok Penjualan                                                                      (Rp.19.042.000,00)
Laba Kotor                                                                                                     Rp.   4.458.000,00
Biaya operasi
            Biaya pemasaran                                                                                (Rp.       20.000,00)
Laba bersih                                                                                                    Rp.   4.438.000,00                                                                

BAB V

KESIMPULAN

1    Pada penjualan kotak souvenir ukuran 28x12x5 cm didapatkan Cost Of Good Manufacture (COGM) pada bulan Maret 2018 sebesar Rp. 20.263.000,00 dengan biaya per unit sebesar Rp. 20.263,00
2    Pada perhitungan Laporan Laba Rugi pada bulan Maret 2018 Toko Puspa Souvenir mendapatkan Laba sebesar Rp. 4.438.000,00 dari penjulan 940 kotak souvenir ukuran 28x12x5 cm.



DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Edisi  Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu[1]
Dunia, A. Firdaus dan Wasilah, Abdullah. 2011. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat[2]
Horngren, T. Charles; Datar, Srikant M; dan Foster, George. 2008. Akuntansi Biaya.Jilid satu. Edisi 12. Terjemahan oleh P.A.Lestari, S.E. Jakarta. Erlangga[3]
Kesuma, Yolanda Fatrecia dan Riswan. 2014. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR DALAM PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT. BUDI SATRIA WAHANA MOTOR. Bandar lampung: Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 5, No. 1
Kinney, Michael R dan Raiborn, Cecily A. 2011. Akuntansi Biaya Dasardan Perkembangan. Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Selemba Empat[4]
Lasena, Sitty Rahmi. 2013. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Jurnal EMBA (Jurnal Manajemen Bisnis dan Akuntansi). (online). Vol.1, No.3 (ejournal.unsrat.ac.id). Diakses 15 Oktober 2015.[5]
Machfoedz, Mas ud dan Mahmudi. 2008. Materi Pokok Akuntansi Manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka[6]
Macpal, Bellinda, Jenny Morasa dan Victorina Tirayoh. 2014. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN BARANG PRODUKSI PADA  JEPARA MEUBEL DI KOTA BITUNG. Manado: Jurnal EMBA. Vol.2 No.3
Maghfirah, Mifta dan Fazli Syam BZ. 2016. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENERAPAN METODE FULL COSTING PADA UMKM KOTA BANDA ACEH. Banda Aceh: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA). Vol.1, No.2.
Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi Ketiga, penerbit Salemba Empat, Jakarta.[7]
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan ketujuh. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.[8]

Munawir. 2010, Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat.Penerbit. Liberty. Yogyakarta.[9]
Mursyidi, 2010, Akuntansi Biaya: Conventional Costing, Just Intime, dan Activity-Based Costing, Cetakan ke-2, Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung.[10]
Supriyono R.A. 1999. Akuntansi Biaya. Buku 1. Edisi ke-2. Yogyakarta. BPFE.[11]












Tidak ada komentar:

Posting Komentar